Tugas 1
· Teori Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, NY pada tanggal 1 April 1908 sebagai
sulung dari tujuh bersaudara dari pasangan imigran yahudi Rusia. Selepas SMU Dia mengambil studi hukum di City College of New York (CCNY), sebelum minatnya kemudian beralih pada bidang psikologi, yang dipelajarinya hingga meraih gelar PhD pada tahun 1934 di University of Wisconsin.
Menurut Maslow ada 5 tingkatan kebutuhan dasar manusia:
1) Kebutuhan fisiologis
Contohnya : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2) Kebutuhan akan rasa aman dan kepastian
Contoh : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3) Kebutuhan akan cinta dan hubungan antar manusia
Contoh : emiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4) Kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5) Kebutuhan aktualisasi diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Namun dalam prakteknya, di kehidupan sehari-hari kebutuhan manusia berbeda-beda, yang mempengaruhinya adalah: latar belakang pendidikan, tinggi-rendahnya pendidikan, pengalaman masa lalu, pandangan/falsafah hidup dan cita-cita serta harapan masa depan. Pada mulanya kebutuhan manusia yang paling mendesak adalah kebutuhan fisiologis seperti sandang, papan, pangan dan kesehatan. Jika kebutuhan itu telah terpenuhi, maka kebutuhan berikutnya yang mendesak adalah kebutuhan rasa aman dan terlindungi. Dalam hidup pada dasarnya haruslah seimbang, seimbang dengan kadar-kadar intensitas perhatian yang harus di curahkan dalam hal apapun itu, dan juga harus di sertai dengan penyesuain sikap dalam segi perbuatan.
Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang mengindikasikan karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :
1) Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.
2) Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3) Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta tidak berpura-pura.
4) Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun bersifat mendalam.
5) Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orang-orang yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima kamu apa adanya ketimbang berusaha mengubah diri kamu.
6) Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi), ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
7) Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)
8) Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu dengan sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang. Kualitas inilah yang membuat orang-orang yang telah beraktualisasi merupakan pribadi-pribadi yang kreatif dan mampu menciptakan sesuatu yang baru.
9) Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience. Peak experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu kondisi saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri, terbebas dari kungkungan tubuh kasarnya. Pengalaman ini membuat kita merasa sangat kecil atau sangat besar, dan seolah-olah menyatu dengan semesta atau keabadian (the infinite and the eternal). Ini bukanlah persoalan klenik atau takhayul, tetapi benar-benar ada dan menjadi kajian khusus dalam Psikologi Transpersonal, suatu (baru klaim) aliran keempat dalam ilmu psikologi setelah psikoanalisis, behaviorisme, dan humanisme, yang banyak mempelajari filosofi timur dan aspek-aspek kesadaran di luar kesadaran normal (Altered States of Consciousness, ASC). Peak experience bisa jadi merupakan argumen ilmiah yang valid untuk menjelaskan fenomena para rasul yang menerima wahyu dari Allah, atau pengalaman sufistik bersatunya diri dengan suatu suatu obyek.
· Teori Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah seorang berkebangsaan Austria, lahir 6 Mei 1856 di Pribor. Ia berasal dari keluarga miskin, namun sejak kecil Ia sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia belajar kedokteran dan memilih spesialisasi di bidang neurologis. Dalam prakteknya sebagai ahli syaraf, Freud banyak mengembangkan ide dan teorinya mengenai teknik terapi psikoanalisa.
Pemikiran dan teori :
1) Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek kesadaran tersebut, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia. Sebab di dalam unconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis dan instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas.
2) Freud mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ogo, dan super ego.
o Id adalah sruktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerjamenurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
o Ego berkembangan dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia.
o Super ego berkembang dari ego, merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntunan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, super ego menghukum ego dengan meninbulkan rasa salah.