gambar

Jumat, 28 Maret 2008

konflik antara nilai-nilai orangtua

Nama lengkapku Malsela Dinia, anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara. Ayahku bernama H. A. Nurzaman, beliau mengajar disebuah sekolah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Ibuku bernama Hj. Sri Iriani, beliau bekerja disalah satu perusahaan swasta PT. BANDO INDONESIA daerah Tanggerang. Adik pertamaku duduk dibangku Tsanawiyah Madrasah Pembangunan kelas 9, dan adikku yang terakhir masih duduk dibangku Ibtidaiyah Madrasah Pembangunan kelas 3.
Dalam lingkungan keluarga, terutama orangtuaku mereka sangat menjujung nilai-nilai agama. Karena itu, awal aku menginjakkan kaki dibangku sekolah aku disekolahkan disebuah TK Islam bernama TK Islam Iqra. Tidak jauh dari tempat tinggalku didaerah cinangka sawangan. Selanjutnya memasuki tingkat yang lebih tinggi, aku disekolahkan di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Karena ayah saya menjabat sebagai kepala sekolah disana. Begitupun ketika aku duduk dibangku Tsanawiyah, aku kembali disekolahkan ditempat yang sama. Meranjak Aliyah, beliau memasukkanku untuk bersekolah disalah satu Madrasah Aliyah terbaik, yaitu Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta. Hingga pada akhirnya lulus dan diterima di Universitas Islam Negeri Jakarta ini, sebagai mahasiswi Fakultas Tarbiyah jurusan Bahasa Indonesia. Jujur, masuk jurusan ini sangat bertentangan dengan impianku. Ditingkat Aliyah dahulu, aku mengambil jurusan Bahasa Jepang dan merupakan cita-citaku untuk melanjutkan bahasa yang aku senangi ini ditingkat universitas. Karena otangtuaku menggap jurusan bahasa Jepang ini tidak ada gambaran untuk masa depan. Akhirnya aku mematuhi dan mengikuti perintah orangtuaku, terutama ayahku.
Melihat teman-temanku sekarang banyak yang melanjutkan Jurusan Bahasa Jepang, kadang aku merasa iri. Mereka bisa tapi kenapa aku TIDAKKK !!!!!. Tapi pada akhirnya pun aku harus menerima, bahwa sekarang aku adalah seorang mahasiswi fakultas Tarbiyah Jurusan Bahasa Indonesia. Dengan banyak sahabat dikampus, aku sangat bersyukur masuk Jurusan ini. Karena sekarang kita hidup dinegara Indonesia, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Aku harus membuat kedua orangtuaku bangga akan diriku. walaupun sebenarnya sampai detik ini, aku masih berharap bisa selalu melanjutkan belajar Bahasa Jepang.
Juni tanggal 26, umurku 19 tahun. Dan dalam Psikologi umur 19 tahun adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan. Masa ini dikenal sebagai periode peralihan, suatu masa prubahan yang sangat pesat, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas usia yang menakutkan, masa tidak berealistik dan masa ambang dewasa. Banyak konflik-konflik tentang sistem-sistem nilai orangtua. Perbedaan pendapat dengan orangtua, ketidaksetujuan dengan apa yang orangtua inginkan. Aku memiliki badan yang agak besar, memang terkadang ada rasa tidak percaya diri tapi ini adalah nikmat yang Allah Swt berikan kepada diriku. Apapun nikmatnya, aku sangat bersyukur. Semua kini kembali pada diriku, aku tidak pernah malu apalagi tidak percaya diri karena fisikku. Semua sama, tidak ada yang beda. Yang membedakan setiap manusia yang satu dan yang lainnya adalah hati dari diri masing-masing.

MALSELA DINIA

Tidak ada komentar: