gambar

Jumat, 28 Maret 2008

kreatifitas

Tahun 2006, ketika aku masih duduk dibangku kelas 11 Aliyah di Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta Jurusan Bahasa Jepang. Aku terpilih mengikuti drama Jepang yang berjudul "Oshougatsu" yang dalam bahasa Indonesia artinya "Tahun Baru". Sebagai persiapan aku dan para pemain drama lainnya latihan drama setiap hari. Dalam drama tersebut, banyak kreatifitas yang tercipta. Aku dan teman-temanku bekerja sama membuat baground (gambar belakang) yang betemakan salju. Di 10 lembar karton berwarna hitam, aku menggunting potongan bulat sebagai saljunya. Tidak hanya baground salju, baground 10 lembar karton biru dijadikan gambar sinag hari dan aku membuat potongan karton lainnya untuk dijadikan rumah. Dalam drama Oshougatsu Aliyahku, ada beberapa tokoh penjual. Aku dan teman-temanku yang lainnya membuat buah-buahan dari koran yang diluarnya dilapisi kertas krep. sebagai contoh, aku membuat buah pisang. Koran yang tidak terpakai lagi aku lipat-lipat sampai membentuk pisang. Hingga akhirnya dilapisi krep berwarna kuning. Tidak hanya pisang, jeruk, apel, dan berbagai jenis sayuran pun dibentuk bersama-sama . Aku juga mengenakan pakaian Jepang yaitu Yukata. Oh iya, drama ini sebagai hiburan diJepang Foundation, untuk mengisi acara lomba pidato Bahasa Jepang se-Indonesia. Aku sangat bangga karena dramaku ini ditonton dari berbagai kalangan, diantaranya orang-orang Jepang yang hadir diJepang Foundation. Kenapa aku tampil? karena sekolahku terpilih untuk mengisi hiburan drama. Ketika itu teman sekelasku juga menjadi juara favorit lomba pidato Bahasa Jepang.

MALSELA DINIA

konflik antara nilai-nilai orangtua

Nama lengkapku Malsela Dinia, anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara. Ayahku bernama H. A. Nurzaman, beliau mengajar disebuah sekolah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Ibuku bernama Hj. Sri Iriani, beliau bekerja disalah satu perusahaan swasta PT. BANDO INDONESIA daerah Tanggerang. Adik pertamaku duduk dibangku Tsanawiyah Madrasah Pembangunan kelas 9, dan adikku yang terakhir masih duduk dibangku Ibtidaiyah Madrasah Pembangunan kelas 3.
Dalam lingkungan keluarga, terutama orangtuaku mereka sangat menjujung nilai-nilai agama. Karena itu, awal aku menginjakkan kaki dibangku sekolah aku disekolahkan disebuah TK Islam bernama TK Islam Iqra. Tidak jauh dari tempat tinggalku didaerah cinangka sawangan. Selanjutnya memasuki tingkat yang lebih tinggi, aku disekolahkan di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Karena ayah saya menjabat sebagai kepala sekolah disana. Begitupun ketika aku duduk dibangku Tsanawiyah, aku kembali disekolahkan ditempat yang sama. Meranjak Aliyah, beliau memasukkanku untuk bersekolah disalah satu Madrasah Aliyah terbaik, yaitu Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta. Hingga pada akhirnya lulus dan diterima di Universitas Islam Negeri Jakarta ini, sebagai mahasiswi Fakultas Tarbiyah jurusan Bahasa Indonesia. Jujur, masuk jurusan ini sangat bertentangan dengan impianku. Ditingkat Aliyah dahulu, aku mengambil jurusan Bahasa Jepang dan merupakan cita-citaku untuk melanjutkan bahasa yang aku senangi ini ditingkat universitas. Karena otangtuaku menggap jurusan bahasa Jepang ini tidak ada gambaran untuk masa depan. Akhirnya aku mematuhi dan mengikuti perintah orangtuaku, terutama ayahku.
Melihat teman-temanku sekarang banyak yang melanjutkan Jurusan Bahasa Jepang, kadang aku merasa iri. Mereka bisa tapi kenapa aku TIDAKKK !!!!!. Tapi pada akhirnya pun aku harus menerima, bahwa sekarang aku adalah seorang mahasiswi fakultas Tarbiyah Jurusan Bahasa Indonesia. Dengan banyak sahabat dikampus, aku sangat bersyukur masuk Jurusan ini. Karena sekarang kita hidup dinegara Indonesia, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Aku harus membuat kedua orangtuaku bangga akan diriku. walaupun sebenarnya sampai detik ini, aku masih berharap bisa selalu melanjutkan belajar Bahasa Jepang.
Juni tanggal 26, umurku 19 tahun. Dan dalam Psikologi umur 19 tahun adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan. Masa ini dikenal sebagai periode peralihan, suatu masa prubahan yang sangat pesat, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas usia yang menakutkan, masa tidak berealistik dan masa ambang dewasa. Banyak konflik-konflik tentang sistem-sistem nilai orangtua. Perbedaan pendapat dengan orangtua, ketidaksetujuan dengan apa yang orangtua inginkan. Aku memiliki badan yang agak besar, memang terkadang ada rasa tidak percaya diri tapi ini adalah nikmat yang Allah Swt berikan kepada diriku. Apapun nikmatnya, aku sangat bersyukur. Semua kini kembali pada diriku, aku tidak pernah malu apalagi tidak percaya diri karena fisikku. Semua sama, tidak ada yang beda. Yang membedakan setiap manusia yang satu dan yang lainnya adalah hati dari diri masing-masing.

MALSELA DINIA